Pesawat Tempur Indonesia Ini Kalahkan Buatan Inggris dan AS | Industri Penerbangan & Bisnis | @ Blogspot.Com Pesawat Tempur Indonesia Ini Kalahkan Buatan Inggris dan AS - Industri Penerbangan & Bisnis | @ Blogspot.Com>

Pesawat Tempur Indonesia Ini Kalahkan Buatan Inggris dan AS

PRODUKSI ANAK BANGSA


Pesawat Tempur Indonesia Ini Kalahkan Buatan Inggris dan AS
JAKARTA - Korean Fighter Xperiment atau Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX), pesawat tempur yang dikembangkan Indonesia bersama dengan Korea Selatan, terus mengalami kemajuan dan siap diproduksi massal. Pesawat multi role generasi 4,5 ini dklaim memiliki kemampuan melebihi pesawat tempur Eurofighter buatan Inggris dan F-18 buatan Amerika Serikat (AS). 

”Pesawat ini memiliki deterrent effect yang besar di kawasan. Melebihi Eurofighter dan F-18. Ini investasi masa depan,” ujar Kepala Program KFX/IFX Heri Yansyah, kepada wartawan, Kamis (6/12/2018).

Menurut dia, pesawat yang dikembangkan sejak 2011 ini sudah memasuki tahap detail design setelah sebelumnya Preliminary Design Review (PDR) yakni, penentuan konfigurasi akhir pesawat tempur. ”Jadi semua sudah fiks. Kalau ada perubahan itu hanya yang kecil-kecil. Secara keseluruhan pembuatan pesawat tempur ini sudah mencapai 20%,” katanya.


Dia mengaku hingga kini tidak ada kendala dalam pembuatan pesawat tempur tersebut. Semuanya berjalan sesuai dengan tahapan dan porsinya masing-masing. Dimana Korea Aerospace Industries (KAI) 80% sedangkan PT Dirgantara Indonesia (DI) 20% dalam penyediaan komponennya.

”Kita saat membuat komponen itu sesuai dengan share porsi 80:20. Artinya setiap produksi KFX/IFX baik di Korea maupun di Indonesia, ada komponen yang dibuat PT DI sebesar 20%. Apa saja, ya ada sayap, ekor dan sebagainya. Sebetulnya, Indonesia kalau memiliki kualifikasi yang bagus mungkin bisa lebih dari 20,” jelasnya.

Disinggung soal komponen radar yang masih terkendala pengadaannya, Heri menilai hal itu tidak menjadi masalah. Sebab pihak KAI berencana mencari penyedia radar dari negara-negara eropa, seperti Italia dan Inggris. Heri juga tidak mempermasalahkan anggapan bahwa pesawat tempur ini akan ketinggalan dalam hal teknologi.

”Sekarangkan kita pada tahap generasi 4,5. Pada 2026, pesawat tempur sudah generasi 5, tapi kan kita sudah melakukan loncatan teknologi ke level yang lebih tinggi, dari pada kita tidak punya kemampuan sama sekali,” tandasnya.

Jika tidak ada kendala, kata dia, pesawat tempur tersebut akan mulai diproduksi massal pada 2026, karena sudah mendapatkan sertifikasi. ”Jadi beberapa komponen akan diproduksi oleh pihak lain termasuk engine(mesin) dan avioniknya. Engine kami gunakan F414 buatan Amerika. Navigasi diproduksi oleh pihak lain yang diintegrasikan ke dalam pessawat ini,” katanya.

Sementara Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Marsekal Pertama TNI Gita Amperiawan mengatakan, pesawat tempur KFX/IFX adalah pesawat tempur multirole kelas menengah generasi 4.5 yang didesain canggih secara aerodinamis dan memiliki kemampuan manuver yang tinggi.

Pesawat ini dirancang untuk menggantikan armada tempur Republic of Korea Air Force atau Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) dan TNI Angkatan Udara. ”Beberapa keunggulan yang dimiliki pesawat tempur KFX/IFX, di antaranya semi-stealth, semi conformal missile launcheradvanced avionics, dan air refueling,” katanya.

Meski dikerjakan bersama dengan KAI, namun pembuatan pesawat ini disesuaikan dengan kebutuhan TNI AU sebagai pengguna. Rencananya, TNI AU membeli pesawat ini untuk tiga skadron atau 48 unit pesawat. ”Berbeda dengan Korea, untuk kebutuhan TNI AU pesawat ini akan dilengkapi dengan drag chute atau payung parasut dan external fuel atau tanki eksternal,” ucapnya.

Dia menyebutkan, ada tiga tahapan dalam pembuatan pesawat ini yakni, tahap pengembangan teknologi atauTechnology Development Phase selama dua tahun yang menghasilkan konfigurasi awal pesawat tempur ini. Kemudian Engineering Manufacturing Development Phase dan faseprototyping atau prototipe sebelum akhirnya diproduksi massal.

Kapuslitbang Iptekhan Kementerian Pertahanan Bambang Wijanarko mengatakan, dalam Nawacita disebutkan pentingnya kemandirian dalam membuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) salah satunya adalah pesawat tempur.

”Kita punya PT DI, kita kerja sama untuk buat pesawat tempur sendiri. Targetnya, 40-50 tahun kita tidak beli pesawat di kelas ini. Ini investasi jangka panjang yang mampu dibangun putra putri Indonesia sekaligus deterrent effect bagi negara lain,” ucapnya.


Sumber : SINDONEWS
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011-2022. Industri Penerbangan & Bisnis | @ Blogspot.Com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger